Pembayaran beban rekening listrik sering dinilai kurang masuk akal oleh konsumen karena nilainya berbeda dengan perhitungan pemakaian dan beban terpasang pada rumah konsumen yang bersangkutan. Secara realistis seharusnya perbedaan antara nilai anggapan konsumen dengan nilai yang tercatat oleh petugas pencatat PLN yang kemudian menjadi nilai yang tertagihkan adalah sama antara pemilik dengan pihak PLN.
Perbedaan tersebut selain dapat disebabkan karena faktor non-teknis yaitu kesalahan pencatatan beban yang terpakai oleh petugas PLN, juga dapat disebabkan adanya faktor secara teknis yang kurang mendapat perhatian oleh konsumen pengguna listrik itu sendiri.
Kondisi ideal suatu instalasi listrik rumah tangga, yaitu jika semua beban tidak tersambung ke sumber listrik (beban tidak beroperasi) maka tidak ada arus yang mengalir melalui penghantar karena kawat fasa dan kawat netral maupun pentanahan dipisahkan oleh isolator serta karena tidak adanya beban listrik yang beroperasi. Jadi jika tidak ada beban beroperasi maka tentunya tidak ada perubahan pada meteran milik konsumen tersebut Kenyataan yang terjadi, dalam isolator
tersebut masih terdapat sedikit elektron bebas yang dapat mengalirkan arus. Selain itu energi listrik yang disalurkan ke konsumen biasanya akan menyebabkan adanya arus lain yang juga mengkonsumsi energi tersebut sehingga besar arus yang mengalir menjadi lebih besar dari arus wajarnya karena beberapa hal seperti kapasitansi antar penghantar dan perubahan kekuatan isolasi yang menyebabkan Arus Bocor Mengalir.
Arus Bocor dan Faktor Penyebabnya
Arus listrik adalah aliran elektron dari yang bertegangan lebih tinggi ke tegangan yang lebih rendah dan dapat mengalir jika merupakan suatu rangkaian tertutup. Jadi jika terdapat beda tegangan pada suatu rangkaian listrik yang tertutup maka akan terdapat aliran arus. Beda tegangan itu sendiri adalah beda potensial antara dua titik yang dihubungkan. Arus bocor adalah arus yang mengalir dalam instalasi listrik yang melalui isolasi listrik maupun akibat kapasitans saluran untuk tegangan bolak-balik serta adanya rugi-rugi konduktor.
Efek kapasitansi pada penghantar untuk sistem tegangan rendah dapat diabaikan, hal ini diperhitungkan untuk menganalisis sistem dengan tegangan kerja yang cukup tinggi serta saluran atau penghantar yang cukup panjang. Sedangkan kehilangan daya akibat rugi-rugi konduktor pada arus bolak balik (Altenating Current/AC) tergantung pada arus rms dan resistans AC efektif konduktor. Resistans AC lebih besar dibanding resistans DC jarena adanya efek kulit terhadap arus AC sehingga kehilangan daya konduktor pada arus AC lebih besar di banding pada arus DC. Adapun faktor yang mempengaruhi besarnya arus bocor yang terjadi dalam instalasi listrik adalah :
- Kekuatan Isolasi
Isolasi adalah sifat atau bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah penghantar atau lebih yang berdekatan sehingga tidak terjadi kebocoran arus sehingga menyebabkan lompatan api (flashover). Isolasi juga dipakai untuk memisahkan dua sistem dengan tegangan yang berbeda maupun fase yang berbeda dalam sebuah sistem tenaga listrik. Jadi fungsi utama isolasi adalah sebagai sarana pengaman (Arismunandar, 1994).
Sistem tenaga listrik untuk keperluan transmisi sampai pada distribusi dengan tegangan sampai tegangan menengah umumnya menggunakan isolator pasangan luar dengan bahan dasar yang banyak dipakai di Indonesia terbuat dari keramik, gelas dan porselin. Sedangkan bahan isolasi yang banyak dipakai untuk kabel tegangan rendah adalah polyvinilchloride (PVC). PVC tidak bisa digunakan untuk aplikasi tegangan tinggi karena mempunyai sifat dielektrik tinggi dan kehilangan daya yang tinggi pula (Naidu, 1995).
Kekuatan isolasi tergantung pada umur isolasi dimana semakin lama sebuah isolasi digunakan maka akan semakin menurun kekuatan isolasinya. Penurunan kualitas bahan isolasi secara kimiawi (deterioration) terhadap karakteristik listriknya umumnya disebabkan karena panas, kelembaban, kerusakan mekanis dan tegangan lebih (Arismunandar, 1994).
- Kapasitas Saluran
Salurannya yang terdiri atas dua kawat atau lebih yang di beri tegangan akan bersifat seperti kapasitor. Sifat kapasitif antara dua penghantar tersebut akan mengalirkan arus jika di beri tegangan bolak-balik. Instalasi listrik rumah tangga menggunakan tegangan bolak-balik sehingga kapasitansi saluran akan menyebabkan adanya arus bocor.
Arus bocor yang disebabkan kapasitansi saluran dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (Smith, 1990) :
Dari persamaan di atas terlihat bahwa arus tersebut berbanding lurus dengan nilai kapasitansi saluran dan besarnya perubahan tegangan terhadap waktu.
Kerugian Konsumen
Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya bahwa arus bocor pada instalasi listrik rumah tangga sudah tentu dapat merugikan konsumen. Besarnya kerugian per-bulan dapat dihitung sebagai berikut :
Biaya / bulan = (biaya/jam) x 24 jam x 30 hari Biaya / jam = kWh x tarif Wh = V x I x 1 jam dengan :
Wh : Watt-hour
kWh : kilo-Watt-hour (=1000 Wh) V : tegangan (Volt)
I : arus (Ampere)
Dari segi keamanan arus bocor dengan level yang tinggi dapat membahayakan konsumen itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan standarisasi untuk menghindari bahaya arus bocor tersebut. Menurut PUIL 2000, beda potensial antara titik pentanahan dengan tanah tidak boleh lebih besar dari 50 Volt pada kondisi tahanan pentanahan tidak lebih besar dari 5 Ohm. Tetapi beda potensial yang timbul sangat tergantung kepada kondisi tanah tempat pentanahan dilakukan karena kondisi tanah berpengaruh kepada besarnya tahanan tanah dari sistem pentanahan yang dilakukan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di lokasi pengujian, ditemukan bahwa penyebab utama dari besarnya arus bocor yang mengalir pada konduktor pentanahan disebabkan karena umur instalasi yang sudah tua sehingga kekuatan dieleketrik kabel menjadi berkurang sehingga jika kabel bersentuhan dengan bagian sistem maka akan mengalir arus ke tanah yang kemudian disebut sebagai arus bocor. Selain itu arus bocor umumnya disebabkan karena penggunaan beban-beban listrik seperti personal computer (PC) dan kulkas. Gejala arus bocor yang dapat dirasakan langsung yaitu jika pentanahan kurang baik maka ketika secara tidak sengaja tangan menyentuh body peralatan seperti PC maka akan terasa ada yang menyengat pada kulit. Tetapi jika pentanahannya cukup baik maka tidak akan terasa sengatan listrik pada tangan, karena seluruh arus bocor yang mengalir disekitar peralatan PC tersebut akan dialirkan ke tanah. Yang kemudian dapat diukur besarnya arus bocor tersebut pada sisi konduktor pentanahan yang terpasang pada kWh-meter.
Kebocoran arus sebisa mungkin harus di deteksi lebih dini, agar segala dampak yang ditimbulkan kebocoran arus segera di atasi. Salah satu alat untuk mendekti kebocoran arus yaitu Leakage Current Clamp Meter, alat ini mampu mendeteksi kebocoran arus.
Berikut rekomendasi Leakage Clamp Meter
- Hioki CM4001 AC Leakage Clamp Meter
- Hioki CM4002 AC Leakage Clamp Meter
- Hioki CM4003 AC Leakage Clamp Meter
Butuh info lebih lanjut? Yuk hubungi kami melalui tombol chat whats’App
Credit:
Switchboard photo created by pvproductions – www.freepik.com