Dalam melakukan pengujian tahanan isolasi, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengujian. Sejumlah faktor mempengaruhi nilai resistansi isolasi dan oleh karena itu nilai arus yang mengalir ketika tegangan konstan diterapkan pada peralatan yang diuji. Faktor – faktor ini, seperti suhu atau kelembaban, secara signifikan mempengaruhi hasil pengukuran. Sebelum kita masuk kedalam faktor yang mempengaruhi hasil pengujian, pertama mari kita menganalisa sifat arus yang mengalir selama pengukuran isolasi, dengan menggunakan hipotesis bahwa faktor-faktor ini tidak mempengaruhi pengukuran.
Total arus yang mengalir pada bahan isolasi adalah hasil penjumlahan dari 3 komponen :
- Arus Kapasitansi : Arus pengisian kapasitansi (capacitance charging current) diperlukan untuk mengisi kapasitansi isolasi yang diuji. Arus transient ini yang mulai relative tinggi dan turun secara eksponensial menuju nilai yang mendekati nol setelah rangkaian yang diuji sudah dialiri listrik. Setelah beberapa detik atau 10 detik, arus ini dapat diabaikan dibandingkan dengan arus yang akan diukur.
- Absorption Current (Arus Penyerapan) : Arus ini turun secara perlahan dibandingkan dengan arus kapasitansi, terkadang membutuhkan waktu beberapa menit untuk mencapai nilai yang mendekati nol.
- Arus Bocor : Arus bocor atau arus konduksi. Arus ini mencirikan kualitas dari isolasi dan nilainya stabil dari waktu ke waktu.
Grafik dibawah ini menunjukkan ketiga arus sebagai fungsi waktu. Skala waktu bersifat indikatif dan dapat bevariasi tergantung pada material isolasi yang diuji.
Motor yang besar atau kabel yang panjang mungkin memerlukan waktu 30 sampai dengan 40 menit sebelum arus kapasitif dan arus absorpsi cukup memberikan hasil pengujian yang tepat.
Pada rangkaian yang dialiri tegangan konstan, total arus yang mengalir pada isolasi yang diuji akan bervariasi seiring bejalannya waktu. Hal ini menyiratkan variasi yang signifikan dihasilkan dari tahanan isolasi.
Sebelum mengkaji berbagai metode pengukuran secara rinci, ada baiknya kita melihat kembali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengukuran tahanan isolasi.
Pengaruh Temperatur / Suhu :
Temperatur atau suhu menyebabkan nilai tahanan isolasi berubah secara eksponensial. Didalam konteks perawatan preventif, suatu pengukuran harus dilakukan dalam kondisi suhu yang sama atau, jika hal ini tidak memungkinkan, harus dikoreksi sehingga dinyatakan dalam kaitannya dengan suhu referensi. Sebagai contoh, dalam pedoman dasar, peningkatan suhu 10 °C mengurangi separuh nilai tahanan isolasi, sementara penurunan 10 °C menggandakan nilai tahanan isolasi.
Tingkat kelembaban mempengaruhi tahanan isolasi sesuai dengan tingkat kontaminasi kelembaban tersebut pada permukaan material isolasi. Harus selalu berhati-hati untuk tidak mengukuran tahanan isolasi jika suhu lebih rendah daripada titik embun (dew point)
Nah, itulah hal-hal yang dapat mempengaruhi pengujian tahanan isolasi. Jadi selalu perhatikan hal-hal tadi sebelum melakukan pengujian tahana isolasi.
Referensi : Chauvin Arnoux . (2010). “Insulation Resistance Testing Guide, 50 – 5000 VDC Megaohmmeter, ed-01”.