Perawatan Mesin (Maintenance), merupakan suatu tindakan atau kegiatan baik teknis maupun administratif yang dilakukan dengan tujuan menjaga atau memperbaiki suatu peralatan/sistem agar selalu dalam keadaan baik dan dapat digunakan untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Sehingga ketersediaannya terjamin setiap saat sesuai kebutuhan.
Dalam industri, Maintenance dapat diartikan dengan perbaikan pada suatu mesin agar mesin tersebut tetap dalam keadaan andal (reliable) dalam menjalankan proses pada suatu industri. misalnya suatu pompa air yang mengalirkan air pada pabrik harus dilakukan maintenance dengan cara pengecekan kondisi fisik, pengetesan kebocoran, dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar pompa tersebut dapat selalu menjalankan proses pengaliran air pada pabrik.
Tujuan Perawatan (Maintenance) mesin antara lain:
- Memperpanjang usia fasilitas/mesin pabrik guna memenuhi kebutuhan rencana produksi dengan sesuai targe;
- Menjamin kesiapan seluruh perlatan yang di perlukan ketika keadaan darurat atau permintaan konsumen yang lebih banyak dari produksi biasanya;
- Mengurangi biaya pergantian komponen yang rawan rusak dikarenakan kurangnya perawatan pada mesin tersebut;
- Menjamin keselamatan kerja orang yang menggunakan sarana tersebut;
- Mencapai tingkat biaya serendah mungkin,dengan melaksanakan perawatan secara efektif dan efisien untuk semua fasilitas.
Jenis-Jenis Perawatan (Maintenance) mesin :
Perawatan ada dua macam, yaitu perawatan terencana dan tidak di rencana, untuk perawatan terencana adalah yang diorganisasi/dilakukan sesuai jadwal perawatan yang di tentukan. Sedangkan maksud dari perawatan yang tidak di rencana adalah perawatan yang perlu di perbaiki setelah ada kondisi darurat dari fasilitas/mesin pabrik yang harus dilaksanakan secepat mungkin untuk kelanjutan produksi misalnya kerusakan mesin atau mesin tiba-tiba break down ketika waktu produksi.
Ada 2 Aktivitas Utama Maintenance Mesin atau Asset Kelistrikan ;
- Perawatan pencegahan (preventive maintenance).
Perawatan pencegahan (Preventive maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakankerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu proses produksi. Jadi, semua fasilitas produksi yang mendapatkan perawatan (preventive maintenance) akan terjamin kontinuitas kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap saat. Untuk tujuan dari perawatan pencegahan sendiri adalah :
- Memperpanjang umur produktif asset dengan mendeteksi bahwa sebuah asset memiliki titik kritis penggunaan (critical wear point) dan mungkin akan mengalami kerusakan.
- Melakukan inspeksi secara efektif dan menjaga supaya kondisi peralatan selalu dalam keadaan sehat.
- Mengeliminir kerusakan peralatan dan hasil produksi yang cacat serta meningkatkan ketahanan mesin dan kemampuan proses
- Mengurangi waktu yang terbuang pada kerusakan peralatan dengan membuat aktivitas pemeliharan peralatan
- Menjaga biaya produksi seminimum mungkin.
- Perawatan korektif (Corrective Maintenance)
Perawatan korektif (Corrective Maintenance) merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama masa waktu preventive maintenance. Pada umumnya, Perawatan korektif bukanlah aktivitas perawatan yang terjadwal, karena dilakukan setelah sebuah komponen mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mengembalikan kehandalan sebuah komponen atau sistem ke kondisi semula.
Perawatan korektif (Corrective maintenance) dikenal sebagai breakdown atau run to failure maintenance. Pemeliharaan hanya dilakukan setelah peralatan atau mesin rusak. Bila strategi pemeliharaan ini digunakan sebagai strategi utama akan menimbulkan dampak tingginya kegiatan pemeliharaan yang tidak direncanakan dan inventori part pengganti.
Perawatan korektif (Corrective Maintenance) adalah tindakan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan atau kemacetan yang terjadi berulang kali. Prosedur ini diterapkan pada peralatan atau mesin yang sewaktu-waktu dapat rusak. Dalam kaitan ini perlu dipelajari penyebabnya-penyebabnya, perbaikan apa yang dapat dilakukan, dan bagaimanakah tindakan selanjutnya untuk mencegah agar kerusakan tidak terulang lagi. Pada umumnya usaha untuk mengatasi kerusakan itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Merubah proses;
- Merancang kembali komponen yang gagal;
- Mengganti dengan komponen baru atau yang lebih baik;
- Meningkatkan prosedur perawatan preventif. Sebagai contoh, melakukan pelumasan sesuai ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi dan isi daripada pekerjaan inspeksi;
- Meninjau kembali dan merubah sistem pengoperasian mesin. Misalnya dengan merubah beban unit, atau melatih operator dengan sistem operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit khusus. Perawatan korektif tidak dapat menghilangkan semua kerusakan, karena bagaimanapun juga suatu alat atau mesin-mesin yang dipakai lambat laun akan rusak;
Namun demikian, dengan adanya tindakan perbaikan yang memadai akan dapat membatasi terjadinya kerusakan. Dalam pelaksanaan kerjanya, untuk mengatasi kerusakan dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan adalah tanggung jawab bersama dari bagian teknik, produksi dan perawatan. Secara umum, pengelolaan dan pengkoordinasian untuk penerapan program perawatan preventif adalah tanggung jawab manajer teknik dan perawatan. Pemeliharaan yang bersifat memperbaiki (corrective maintenance) akan berkaitan dengan deteksi kerusakan, penentuan lokasi kerusakan, dan perbaikan atau penggantian bagian yang rusak.
Author – Chandra Kharisma S