Dalam rangka menjaga kehandalan operasi unit Pelayanan Teknik (YANTEK) dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan PLN. Pelayanan Teknik (YANTEK) perlu melakukan assessment secara periodic tiap-tiap asetnya baik itu Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR), Sambungan Rumah (SR), maupun Alat Pembatas dan Pengukur (APP). Terutama asset pada Jaringat Tegangan Menengah (JTM) seperti tiang listrik Tegangan Menengah, Panel Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB TM), dan juga MV Switcgear.
Kondisi pada asset-asset sangat perlu diperhatikan mengingat bahwa umur dari Arrester Sambungan pada JTM dan pada MV Switcgear berbanding lurus dengan kondisi isolasinya. Kondisi isolasi buruk apabila diabaikan akan mengakibatkan kegagalan isolasi seperti yang tergambar pada ilustrasi (gambar 1). Kegagalan isolasi akan mengakibatkan kerusakan asset berupa bahaya kebakaran. Sebelum kondisi isolasi yang buruk kejadian awal adalah berupa pelepasan atau loncatan elektron dan proton (jika sudah besar dapat terjadi bunga api listrik), yang terjadi pada suatu bagian bahan isolasi yang disebabkan oleh adanya beda potensial yang tinggi dalam bahan isolasi. Peristiwa ini menurut IEC 60270 disebut dengan Partial Discharge (PD).
Pengukuran Partial Discharge Pada Tiang Listrik
Salah satu cara mengamati kondisi pada isolasi Arrester Tiang Listrik Tegangan Menengah yaitu dengan pengukuran Partial Discharge (PD). Fenomena Partial Discharge ini memancarkan sinyal Ultrasonik, Radio Frekuensi, dan elektromagnetik pada isolasi dengan itensitas yang berbeda-beda pada tiap-tiap lokasi isolasi. Hal ini perlu diwaspadai jika itensitas PD sudah terlalu berlebihan akan mengakibatkan bahaya. Pengukuran PD pada Arrester Tiang Listrik Tegangan Menengah menggunakan sensor Ultrasonik Dish Acoustic Emission. Sensor AE Ultra Dish dipasangkan ke main unit, untuk bantuan Analisa suara ditambahkan earphone ke main unit.
Hasil Pengukuran Menggunakan Partial Discharge Detector (PDetector PMDT)
Proses intepretasi hasil pembacaan oleh alat dapat dilakukan secara langsung pada alat dengan mengamati layar tampilan pengukuran pada alat. Dan juga dapat dilakukan intepretasi pada computer, untuk intepretasi pada computer hasil pembacaan pada alat harus di screenshoot (disimpan dalam alat) dahulu dengan cara menekan tombl arah atas pada main unit saat dilakukan pengukuran. Hasil pengukuran pada Tiang Listrik yang kebetulan saat itu Tiang Listrik tersebut beradda dalam kondisi normal setelah dilakukan perbaikan oleh PDKB, hasilnya adalah seperti pada gambar 4
Pada tampilan yang terukur terlihat bahwa nilai RMS adalah 0 dB dan Peak 5 dB. Dalam pengukuran Partial Discharge nilai terukur dinyatakan dalam dB atau desiBell atau bisa juga dalam mV. DesiBell dan mV adalah satuan itensitas. Untuk RMS adalah nilai rata-rata itensitas partial discharge dan Peak adalah nilai tertinggi yang terukur pada alat. Pada PMDT apabila nilai yang terukur lebih rendah daripada 20dB maka PartialDischarge pada unit yang terukur dapat dikatan masih aman. Untuk intepretasi pada Tiang listrik tersebut karena nilai RMS adalah 0dB dan nilai Peak nya adalah 5dB. Maka Tiang Listrik tersebut masih aman terhadap gejala Partial Discharge.
Pada artikel selanjutnya Radius akan membahas pengukuran Partial Discharge (PD) pada MV Switcgear Asset YANTEK
Artikel & Produk Terkait
- Pengukuran Partial Discharge (PD) pada MV Switchgear
- Produk PMDT PDetector Partial Discharge Detector
- Apa Yang Dimaksud Partial Discharge?
- 5 Jenis Partial Discharge (PD)
- Ulasan Singkat Alat Partial Discharge Detector, PDetector PMDT
