Pencatatan absensi merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan sumberdaya manusia. Informasi yang mendalam dan terperinci mengenai kehadiran dapat menentukan prestasi kerja, produktivitas atau kemajuan instansi secara umum. Salah satu wujud awal pemenuhan tanggung jawab tersebut adalah dengan hadir di tempat kerja pada jadwal yang ditentukan. Kehadiran inilah yang kemudian menjadi salah satu cara menilai penunaian kewajiban oleh para pemegang kebijakan. Pada awalnya, kebutuhan absensi dipenuhi secara manual semisal dengan menulis di buku catatan.
Sistem ini memiliki kelemahan yang pada umumnya terjadi hampir di seluruh instansi pemerintahan yaitu pemalsuan tandatangan atau titip tanda tangan, tanda tangan di luar tenggat waktu yang telah di tetapkan, rekapitulasi yang memakan waktu, boros kertas dan tinta, kurangnya validitas data absensi dan hanya efektif dilakukan jika individu yang akan diabsen berjumlah sedikit. Pada penerapan nyata saat kebanyakan lingkungan memiliki banyak item yang perlu dicatat, absensi manual sulit diandalkan.
RFID menjadi teknologi yang menarik perhatian saat ini. Seperti halnya penemuan-penemuan lain, RFID memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki RFID adalah, identifikasi yang dapat dilakukan dilakukan tanpa kontak fisik (Contactless), data dapat ditulis ulang (rewritable data), transmisi data tidak harus tegak lurus dengan pembaca (absence line of sight), kapasitas data yang luas, mendukung pembacaan banyak pembawa data (support for multiple tag reads), fisik yang kokoh dan dapat melakukan tugas pintar (smart task).
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh RFID menawarkan banyak kemungkinan pengembangan sistem identifikasi. Berbeda dengan sistem identifikasi sidik jari yang hanya didedikasikan untuk absensi, RFID dapat diterapkan untuk penerapan-penarapan yang lebih luas. RFID dapat digunakan dalam sistem parkir, sistem kartu ATM di bank dan sebagainya. Dalam penerapannya, RFID akan diintegrasikan dengan perangkat lunak yang mengelola data hasil identifikasi.
Sejarah perkembangan radio frequency identification dimulai sejak tahun 1920, tetapi berkembang menjadi IFF transponder pada tahun 1939. Yang waktu itu berfungsi sebagai alat identifikasi pesawat musuh, dipakai oleh militer Inggris pada perang dunia II. Sejak tahun 1945 beberapa orang berfikir bahwa perangkat pertama RFID ditemukan oleh Leon Theremin sebagai suatu tool spionase untuk pemerintahan Rusia (Henlia, 2006). RFID merupakan sebuah teknologi compact wireless yang diunggulkan untuk mentransformasi dunia komersial. RFID adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan frekuensi radio untuk identifikasi otomatis terhadap objek-objek atau manusia. RFID adalah teknologi penangkapan data yang dapat digunakan secara elektronik untuk mengidentifikasi, melacak dan menyimpan informasi dalam tag RFID (Hidayat, 2010).
Radio-Frequency Identification (RFID) adalah penggunaan gelombang radio untuk membaca dan menangkap informasi yang tersimpan pada tag yang melekat pada suatu objek. Sebuah tag dapat dibaca sampai seberapa jauh jaraknya dan tidak perlu berada dalam langsung jarak yang dekat dengan pembaca untuk dilacak keberadaannya. Erwin (2004) mengatakan RFID adalah sebuah teknologi yang menggunakan frekuensi radio untuk mengidentifikasi suatu barang atau manusia.
Menurut Maryono (2005), RFID adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut RFID atau transponder (tag) untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. RFID atau Radio Frequency Identification, adalah suatu metode yang mana bisa digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti yang bernama RFID tag atau transponder (Kustianto, 2010). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Radio-Frequency Identification (RFID) adalah teknologi yang menggunakan gelombang radio untuk mengidentifikasi secara otomatis terhadap suatu objek atau manusia baik secara jarak jauh maupun dekat.
Sistem RFID terdiri dari dua bagian yaitu tag atau label dan reader. Tag RFID tertanam dengan pemancar dan penerima. Komponen RFID memiliki dua bagian yaitu microchip yang menyimpan dan memproses informasi, antena yang menerima dan mengirimkan sinyal. Tag tersebut berisi nomor seri yang unik untuk satu objek tertentu. Untuk membaca informasi yang dikodekan pada tag, dua arah radio pemancar yang disebut interogator akan memancarkan sinyal ke tag menggunakan antena. Tag merespon dengan informasi tertulis pada memori. Interogator kemudian akan mengirimkan hasil membaca ke program RFID komputer.
Contohnya pada alat Guard Tour Patrol Security System JWM WM5000V5. JWM WM5000v5 adalah produk RFID yang telah diupgrade. Dengan menggunakan sistem RFID, JWM WM5000V5 dapat memantau apakah penjaga sudah melakukan patroli dititik yang telah ditentukan.
Informasi Guard Tour Patrol Security System JWM WM5000V5 bisa klik disini